Jumat, 12 September 2008

Masa Remaja


by Yudi



Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang memiliki batasan-batasan usia lengkap dengan peranannya yang seringkali tidak terlalu jelas atau samar atau tidak bisa diartikan sama sekali. Menurut saya, bisa saja kita menerima bahwa ada pengertian dalam bahasa formal tentang masa remaja. Sedangkan menurut saya pengertian remaja sebenarnya suatu masa peralihan anak-anak atau tahapan atau tingkatan usia yang bergulir perlahan dan lengkap dengan lika-liku gaya hidup didalamnya. Dari situ akan dapat dikatakan sebagai sebuah komunitas, ini adalah versi yang dapat di tarik dari perubahan periode kejadian dalam tingkatan kehidupan anak-anak.
Lebih jelas lagi bahwa dalam lingkup sosial mereka cenderung memiliki kepekaan dan kelabilan yang luar biasa dalam mengambil setiap keputusan terhadap sesuatu yang harus mereka lakukan dibandingkan periode/masa/tingkatan usia anak-anak. Sepintas bila melihat dari konteks tersebut seakan hidup para remaja saat ini memiliki prosedur yang tidak terkonsep secara sempurna. Boleh dikatakan bahwa orangtua tetap merancang masa depan anak-anaknya, namun semuanya tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Mari kita lihat masa pubertas yang dahulu dianggap sebagai awal keremajaan, ternyata tidak lagi menciptakan sebuah validitas sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja, sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan, yaitu 15 tahun sampai dengan 18 tahun, kini batasan usia tersebut semakin tidak jelas alias kabur saja, karena saat ini banyak sekali terjadi perubahan-perubahan pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Dari pengamatan di lapangan bahwa sekarang ini seorang anak berusia 10 tahun bisa saja sudah atau sedang mengalami pubertas, namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Sebagai kendala yang sangat mungkin sekali kita amati, terutama dari perubahan-perubahan fisik serta penampilan. Tampak jelas bahwa itu adalah tanda awal sebagai sifat kualitatif perubahan anak ke remaja.
Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang bersamaan ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya saja seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak, tapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Mungkin ini salah satu bentuk protes terstruktur yang ada dari dalam diri si remaja. Hanya saja, tuntutan tersebut tidak mungkin dapat dituruti sepenuhnya. Karena secara praduga masih dihadapkan pada prasangka. Ketajaman analisa dibutuhkan, dengan pernyataan ”siapapun yang ada dihadapan orangtua atau bagian dari keluarga” sudah menunjukkan perubahan nyata dalam tindakannya. Yang pertama kali harus dikhawatirkan dari anak tadi ialah perubahan-perubahan dramatis mengarah pada ketidakwajaran secara prinsip mengakibatkan timbulnya reaksi-reaksi keras dari lingkungan, apalagi perubahannya terjadi secara tiba-tiba. ”Mereka telah membuat kita merasa kaget dengan reaksinya tersebut”. Terutama sekali ini telah terjadi ketika orangtua berharap mereka masih mau mengikuti banyak hal yang disarankan.
Memang banyak perubahan pada diri anak yang sedang mengalami transisi. Itu semua sebagai tanda keremajaan yang baru saja mengalir dalam jiwa mereka. Namun demikian, seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan mutlak bagi keremajaan seseorang. Ada sebagian dari mereka mencaplok sedikit dari pribadi yang hampir mendekati dirinya, seperti keinginan mereka menirukan aksen orang yang berada di atas mereka alias orang dewasa. Apalagi ketika mereka memandang bahwa idola masa kini cocok sekali untuk mereka tirukan baik hidup ataupun gaya hidup (lifestyle). Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan-perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka maupun korelasi dengan lingkungan (wujud perubahan yang sangat jelas adalah pergaulan yang mereka adopsi). ”Pilihanku adalah yang paling menyenangkan”.
Sebagai protektor sebaiknya orangtua harus menyadari bahwa semua itu adalah bagian berharga dalam perpindahan tingkatan kehidupan anak ke usia remaja. Yakinlah bahwa banyak orang akan mengatakan sulit untuk memperpanjang masa usia anak hingga menjadi masa transisi ke usia remaja. Karena semua orang tidak akan mampu menghilangkan konteks perubahan yang ditunjukkan dari fisik apalagi secara mendalam yaitu psikologis sang anak.
Perilaku-perilaku yang menurut anak remaja sangat mungkin mendewasakan mereka, sepertinya suatu upaya yang mutlak ada dalam diri mereka. Tidak terlepas dari ikatan waktu, mungkin saja dapat terjadi dalam waktu yang lebih awal dari harapan sebenarnya. Peniruan-peniruan itu cenderung banyak orang akan melihat mereka dan menyatakan, hal itu merupakan salah satu bentuk perubahan karena korelasi dari lingkungan yang berlaku pada waktu yang belum seharusnya. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut. Langkah yang tepat untuk memonitor perubahan-perubahan dalam diri remaja. ”Betapa bangganya ketika melihat bahwa anak remaja kesayangan mampu menjalani perubahan dengan cara mereka sendiri tanpa perlu merehab ulang perilaku dalam pergaulannya”.


--------®®®--------

Tidak ada komentar: